Dalam pandangan saya, rumah bukan hanya sekadar tempat tinggal. Rumah adalah titik awal peradaban dan merupakan fondasi bagi generasi-generasi hebat yang akan datang. Dalam buku saya Membangun Peradaban dengan Hunian Islami, saya menggaris bawahi bahwa rumah merupakan tempat pertama untuk memperkenalkan agama dan membentuk karakter generasi mendatang. Pertanyaannya, rumah seperti apa yang dapat melahirkan generasi-generasi terbaik?
Bagi saya, rumah lebih dari sekadar bangunan yang didirikan atau dibeli. Proses memperoleh rumah tersebut harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Islam. Ini berarti bahwa rumah tidak hanya memenuhi kebutuhan duniawi seperti pangan, sandang, dan papan, tetapi juga bisa menjadi titik awal yang baik menuju kehidupan akhirat.
Hunian Islami mengintegrasikan nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam dalam setiap aspek, mulai dari proses pembelian hingga pengelolaan rumah itu sendiri. Dengan memastikan bahwa setiap aspek rumah baik dari segi pembelian, desain, maupun penggunaan sesuai dengan syariat Islam, kita tidak hanya menciptakan lingkungan yang mendukung kehidupan dunia yang baik, tetapi juga mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat yang lebih baik.
Dengan demikian, hunian Islami berperan sebagai landasan yang kokoh dalam membangun generasi masa depan yang kuat secara spiritual dan moral. Ini adalah cara untuk memastikan bahwa rumah tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga menjadi sarana untuk mengembangkan karakter dan nilai-nilai yang baik bagi seluruh anggota keluarga.
Yang belum membaca part sebelumnya boleh nggih dari Part 1: Sekapur Sirih, Beban Menjadi Tantangan